T A K D I R

Alesha Tivadar
2 min readJul 29, 2023

--

Pinterest

Tidak seharusnya diri ini cemas tentang takdir, sebab selembar daun yang jatuh pun الله‎ sudah menetapakan akan jatuh dimana dan kapan waktunya. Nabi Adam diturunkan dari surga pun termasuk takdir dengan segala skenario yang telah الله‎ kehendaki.

Ketika الله‎ sudah berkehendak, tak ada satu pun makhluk yang dapat mengahalangi ataupun mengintervensi. Hari ini kita bisa makan dan minum merupakan rentetan takdir-Nya.

Pernah suatu ketika, hati kecilku begitu terusik ingin mengunjungi sebuah masjid yang aku pun tidak tahu alasan mengapa harus menuju masjid itu. Untuk menghilangkan rasa penasaran dan keresahan diri, akhirnya akupun bergegas menuju tempat tersebut. Setibanya di area masjid, aku langsung menuju ke tempat wudhu yang tak kudapati banyak orang kecuali seorang ibu yang sedang berwudhu. Tepat didepan kaca, aku membetulkan jilbab yang tersingkap pada saat wudhu. Pada saat itulah, sang ibu bertegur sapa dengan ramah, sekilas kuperhatikan raut mukanya sedikit sembab dibagian mata. Sambil membetulkan kerudung selepas berwudhu, kami pun bercakap tentang asal dari mana hingga sedang berkegiatan apa. Aku pun hanya menjawab se-general mungkin, karena aku tak ingin identitas ku begitu mudah diketahui oleh orang asing. Akan tetapi, ibu tersebut secara terperinci menceritakan asal dari mana bahkan hingga konflik keluarga. Disitulah, aku di takdirkan untuk membantu ibu tersebut. Dikarenakan pintu masuk masjid hanya dibuka ketika memasuki waktu sholat wajib saja, akhirnya aku menuju serambi masjid untuk menunaikan sholat sunnah sambil menunggu adzan zuhur tiba. Sekilas ku dapati ibu tersebut menunaikan sholat yang berjarak agak jauh di belakang.

Selepas sholat, diri ini tertegun. Ternyata begitu mudah bagi الله‎ untuk menggerakkan hati hambanya untuk saling bertemu dan ditakdirkan pula untuk saling tolong menolong, tak lain dan tak bukan hanya untuk menunjukkan bahwa rahmat الله‎ sangatlah luas dan Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi hambanya yang hanya berserah pada-Nya. Pertolongan الله akan selalu ada bagi hamba-Nya‎ dengan skenario yang tak pernah kita bayangkan.

حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” — Q.S Ali ‘Imran : 173

Mengutip perkataan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib,

“Apapun yang menjadi takdrimu, akan mencari jalannya sendiri menemukanmu”.

Jadi, apapun yang sedang kita jalani saat ini, itulah takdir yang terbaik buat kita. Tak perlu membandingkan dengan kehidupan orang lain, karena sudah pasti beda. Terkadang hidup itu layaknya membaca sebuah buku cerita. Kita harus membacanya runtut dari dari awal hingga akhir. Harus membaca kisah sedih pun juga bahagia. Kalau kita sedang di fase sedih, ingat akan ada fase bahagia pada cerita tersebut.

Mengutip dawuhnya Gus Baha bahwasannya,
“Dalam beragama islam itu harus dijalankan dengan gembira, sehingga kita tercatat sebagai hamba yang bersyukur”

Jadi, paksalah diri ini untuk tetap bergembira disegala keadaan dengan mensyukuri segala nikmat yang masih bisa dirasakan, agar kelak kita tercatat sebagai hamba yang bersyukur.

--

--

Alesha Tivadar
Alesha Tivadar

No responses yet